Perbedaan Limbah Organik dan Anorganik
Limbah adalah sisa-sisa buangan dari kegiatan produksi ataupun kegiatan manusia yang tidak memiliki nilai dan tidak berguna lagi. Biasanya dihasilkan oleh kegiatan domestik, non-domestik ataupun sektor industri dan pertanian. Pembagian untuk kategori limbah yang banyak dipakai adalah berdasarkan jenis senyawa penyusunnya, yaitu limbah organik dan limbah anorganik.
Selain itu ada juga penggolongan limbah lainnya yang mana didasarkan pada wujudna (berupa limbah padat, limbah cair dan limbah gas) lalu berdasarkan pada sumbernya (limbah industri, limbah pertanian, dan limbah pertambangan).
Terdapat beberapa perbedaan yang bisa dikenali dengan mudah antara limbah anorganik dan organik. Berikut adalah daftar perbedaannya!
Berdasarkan Senyawa Penyusunnya
Perbedaan limbah organik dan anorganik selanjutnya dapat dilihat dari senyawa yang menyusun limbah organik dan limbah anorganik. Tentu saja akan berbeda antara satu dengan yang lainnya. Untuk limbah organik biasanya disusun oleh senyawa utama yaitu karbon baik itu pada jenis limbah yang padat, cair, ataupun gas sekalipun. Selain itu, limbah organik juga memiliki ikatan hidrogen.
Sementara itu, bagi limbah anorganik biasanya memang tidak disusun oleh senyawa karbon. Disebabkan sumbernya yang bukan dari makhluk hidup maupun organisme. Namun biasanya sampah anorganik akan mengandung mineral. Untuk bisa mengidentifikasi senyawa penyusunnya juga bukanlah hal yang mudah, sebab tidak bisa dilakukan oleh orang awam dengan kasat mata.
Terdapat beberapa contoh limbah yang termasuk ke dalam limbah organik, yaitu dari sisa makanan, daun dan ranting berguguran, bangkai binatang, sisa-sisa sayuran ataupun buah-buahan, tinja dan banyak lainnya.
Sementara itu, untuk beberapa jenis dari limbah anorganik mencakup botol minuman, pecahan kaca, bungkus makanan, sampah plastik, elektronik rusak, kresek, ban bekas, besi, logam dan lain sebagainya yang memang tidak berasal dari makhluk hidup.
Berdasarkan Asalnya
Untuk mengetahui perbedaan kedua limbah ini, bisa dimulai dengan asalnya atau sumbernya. Limbah organik biasanya berasal dari sisa-sisa makhluk hidup yang sifatnya memang organik. Biasanya adalah berasal dari kotoran binatang, daun, ranting, kayu, sisa-saia makanan, buah, sayuran dan lain sebagainya. Sifatnya memang mudah membusuk dan mudah diuraikan.
Sementara asal atau sumber limbah anorganik adalah dari kegiatan produksi atau aktivitas manusia. Ada proses pencampuran senyawa kimia dalam menghasilkan sampah tersebut. Sumbernya tidak berasal dari organisme yang hidup, melainkan benda-benda mati. Seperti halnya plastik, kaca, botol minum, bungkus makanan dan lain-lain.
Metode Penimbunan Terkendali
Metode kedua, adalah sebuah cara untuk pengelolaan open dumping yang sudah dibenahi dan lebih tersistem. Setidaknya sudah terdapat perbedaan antara limbah organik dengan limbah anorganik. Metode ini menggabungkan sistem open dumping dengan metode urug saniter.
Ketahanan Akan Panas
Jika berbicara mengenai ketahanan kedua limbah ini akan adanya panas. Untuk limbah organik lebih mudah terbakar, dibandingkan dengan limbah anorganik yang memiliki ketahanan akan panas.
Metode Open Dumping
Untuk metode pengolahan limbah yang satu ini adalah dengan melakukan penimbunan di suatu lahan terbuka tanpa adanya perlakuan atau pengelolaan khusus pada limbah.
Berdasarkan Cara Pengolahannya
Perbedaan limbah organik dan anorganik lainnya adalah berdasar pada cara pengolahannya. Untuk bisa mengolah kedua jenis limbah ini diperlukan dua cara yang juga berbeda. Satu hal yang utama dan pasti adalah melakukan pemisahan antara sampah organik dan sampah anorganik. Sehingga lebih memudahkan petugas atau mesin dalam melakukan sortir dan daur ulang.
Sistem olah limbah diciptakan untuk menangani kedua limbah yang berbeda penangannya. Limbah organik cenderung mudah diolah karena bisa diuraikan dengan mudah oleh mikroorganisme. Anda bisa menimbunnya saja di tanah galian maka mikroorganisme akan bisa melakukan dekomposisi. Sementara untuk limbah anorganik bisa dilakukan pengolahannya dengan cara daur ulang untuk dijadikan produk lainnya yang memiliki nilai lebih tinggi.
KOMPAS.com - Lingkungan tempat kita hidup tidak pernah terlepas dari masalah limbah, sebab setiap harinya aktivitas manusia pasti menghasilkan limbah.
Limbah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia, maupun proses-proses alam dan tidak atau belum mempunyai nilai ekonomi.
Sejalan dengan definisi menurut Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, limbah didefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha dan atau kegiatan manusia.
Limbah dapat dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari seperti, aktivitas pasar, industri, peternakan, pertanian, serta rumah tangga.
Berdasarkan sifatnya, limbah dibedakan menjadi dua jenis, yaitu limbah organik dan limbah anorganik.
Berikut penjelasan mengenai limbah organik dan anorganik beserta perbedaanya:
Baca juga: Mengenal Prinsip Pengolahan Limbah dan Indikatornya
Jenis limbah yang mudah diuraikan atau mudah membusuk disebut limbah organik. Limbah organik merupakan limbah yang dapat diuraikan secara sempurna melalui proses biologi baik secara aerob maupun anaerob.
Pada dasarnya limbah organik adalah jenis limbah yang sebagian besar tersusun oleh senyawa organik, maka dari itu limbah jenis ini dapat mudah terurai secara alami dengan bantuan mikroorganisme.
Namun, bukan berarti limbah organik bisa dibiarkan begitu saja. Ia tetap saja limbah yang perlu penananganan agar tidak memberi dampak buruk terhadap lingkungan.
Baca juga: Bahan dan Proses Limbah Organik
Limbah anorganik didefinisikan sebagai segala jenis limbah yang tidak dapat atau sulit terurai serta sulit membusuk secara alami oleh mikroorganisme.
Penguraian limbah anorganik membutuhkan waktu yang lama bahkan hingga ratusan tahun, karena sifatnya yang tidak mudah terurai secara alami. Hal tersebut tentu akan berdampak buruk bagi lingkungan serta bagi seluruh makhluk hidup yang ada di bumi.
Baca juga: Pengertian Limbah Anorganik Lunak
Dilihat dari definisinya saja, kita sudah tahu bahwa limbah organik dan anorganik tentu memiliki perbedaan yang sangat berkebalikan.
Agar lebih dapat dipahami, berikut perbedaan limbah organik dan anorganik yang sudah terangkum dalam tabel di bawah ini:
Baca juga: Kriteria Parameter Limbah
Limbah organik terdiri dari dua jenis, di antaranya:
Baca juga: Produk Kerajinan dari Bahan Limbah Organik
Limbah anroganik dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
Baca juga: Limbah Gas: Pengertian dan Contohnya
Kemudahan Dekomposisi
Perbedaan limbah organik dan anorganik yang berikutnya ada dari kemudahannya untuk mengalami proses dekomposisi. Apakah suatu limbah mudah diuraikan atau tidak? Untuk limbah organik merupakan limbah yang memiliki sifat urai tinggi. Karena asalnya yang merupakan dari makhluk hidup, membuat limbah ini juga mudah diuraikan oleh mikroorganisme.
Sementara itu, untuk limbah anorganik sifatnya cenderung sulit untuk diuraikan. Membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun agar dapat benar-benar terurai. Seringkali limbah anorganik menimbulkan banyak masalah jika tidak dikelola sebagaimana mestinya. Dampak buruknya bahkan hingga merugikan banyak sektor salah satunya lingkungan dan juga kesehatan makhluk hidup.
Reaksi yang Dihasilkan
Berdasarkan adanya sebuah penelitian, limbah organik reaksinya terhitung lambat dan tidak bisa menghasilkan senyawa garam. Sementara itu, untuk limbah anorganik reaksinya tergolong lebih cepat dan bisa menghasilkan senyawa garam.
Baca juga: Jenis Limbah dan Dampaknya Bagi Lingkungan